Sabtu, 08 September 2018

Angklung Buncis, Namanya

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiO-Nipe7Pxulr2tmcC8pueQttIVqcXSaI6STCFRdB0xgzADBfxPQEx8v4fIKGyF2cctqVrvbcnt62kfApx1Hsjj29Ti-Z9VnYQhUPX8ZGNYwFlzcyhlST2on3RVGW1uJDlpM_1j0jqjEUA/s1600/angklung+gubrag.jpg
Foto: google.co.id



Tak habis pikir.
Aku Terdiam.
Ramai sekali malam ini.
Alunan musik dan tawa saling mencaci.
Tak pernah aku lihat keakraban sekental ini.
Menjadi pengisi relung hati yang kian sepi.

Tak habis pikir.
Lelah perjalanan terbayar semua.
Aku sedang dimana?
Jelas bukan di kota.
Mana ada keadaan seharmonis macam ini di belantara tembok beton.
Lupa.
Aku sedang berlibur di pelosok desa.

Tak habis pikir.
Tiba-tiba..
Dalam sepi dentuman gamelan memecah sunyi.
Merayu mata untuk melihat diri.

Tak habis pikir.
Sekali lagi.
Dalang lelaki kembali menjadi.
Kini si cepot yang jadi biang keladi.

Tak habis pikir.
Kini terdengar bisik angklung mengiring lawak Sunda.
Menarik hati untuk tertawa.
Bercakaplah pada sepi untuk meninggalkan segala resah.
Angklung Buncis, namanya.

Tak habis pikir.
Kesadaran ku mulai pulang kembali.
Setelah hanyut dalam sebuah pagelaran seni.
Dengan tujuan menggugah penduduk asli.
Agar tak jadi tamu di rumah sendiri.

MT
251216
sc: Ciracap, Sukabumi

Senin, 03 September 2018

Yang Terlalu Itu Salah?

Memang yang Terlalu itu salah?
Terlalu baik kau anggap teman.
Terlalu jahat kau anggap bajingan.
Terlalu dewasa kau anggap kakak.
Terlalu muda kau anggap adik.

Memang yang Terlalu itu salah?
Aku tahu 'Terlalu' itu bukan lah hal yang baik.
Tapi tak bisakah kau berpikir positif sesekali?
Aku disini sedang Terlalu.
Terlalu rindu, Terlalu sayang, dan Terlalu cinta.
Sampai aku lupa.
Jika kau hanya menganggap ku sebuah keTerlaluan yang hina.

Memang yang Terlalu itu salah?
Ya, mungkin saja salah.
Tapi bukan kah kau juga pernah menjadi 'Terlalu'?
Terlalu angkuh, misalnya.
Atau, Terlalu munafik?

Memang yang Terlalu itu salah?
Kalau begitu,
Jangan Terlalu menganggap ku ada.
Sebab,
Sekarang aku tak ingin Terlalu hidup.

MT
sc: 18 Desember 2016

Jumat, 31 Agustus 2018

Yang Terlarang

Hasil gambar untuk cinta beda agama
Foto: kaskus.co.id



Puan ...
Cinta kita terlarang.
Nikahpun tak dibolehkan.
Apalagi kawin lari.
Tak mungkin ku lakukan.

Cinta kita..
Ibarat sebuah sepeda.
Roda depan dan belakang tak kan pernah berdampingan.
Ku tak salahkan cinta.
Tak pula agama.
Apalagi Tuhan.
Yang ku tahu, perbedaan itu ada tuk buat kita menjadi logis dan lebih dewasa.

Puan ...
Hubungan ini kan jadi cinta segitiga.
Antara aku, kamu, dan juga Tuhan.

Puan ...
Cinta dicipta tuk satukan perbedaan.
Meski agama yang menjadi perbedaannya.
Memang ada yang salah dengan cinta kita.
Keyakinan yang tak sama.

Tak dapat dipaksa tuk sama.
Kau tak mungkin jadi milikku.
Tapi hati berharap sungguh.
Kau mau memilih untuk bersamaku.
Kunci cinta kita adalah tetap mencinta dan menerima perbedaan.

Katakanlah wahai puan ...!
Kemana ku harus temui Tuhan-mu?
Agar dia tau cinta kita harus bersatu.

Surya Togar Parhulutan Irawan Hutadjulu.